PALEMBANG| PENCANANGNEWS.co.id- Kondisi yang sangat ironi dan menyedihkan disatu sisi menyelamatkan nyawa atau jasmani disisi lain melupakan pentingnya Imunitas Iman.
Seperti meniadakan sang pencipta sedangkan yang mengatur alam ini adanya Tuhan , dengan kata lain berangsur – angsur mematikan hausnya iman.
Seharusnya menjadi ibroh pelajaran bagi kita mengapa kondisi adanya wabah Pandemi ini ,momentum kita lebih mendekatkan diri kepada Tuhan karena menunjukkan tidak berdayanya manusia dengan ujian yang terlalu kecil bagi Tuhan.Kita malahan memilih untuk perlahan menjauh dari iman , kemanakah hati nurani dan pondasi ruhiyahmu.
Hari ini kita dihadapkan dengan suasana kebatinan yang tidak sesuai dengan keimanan , kita seolah dijauhkan dengan Tuhan tetapi di paksa menyerah pada nafsu kebutuhan. (19/5/2020)
kebijakan yang janggal menurut hemat kami seakan akan tidak perlu lagi adanya tempat munajat hamba pada Tuhannya , cobalah kita cermati dari segala sektor kehidupan , agama seolah menjadi momok bagi sang penguasa sedangkan saat ia butuh betapa pencitraan sedemikian rupa di pamerkan seolah inilah manusia suci yang akan mengemban amanah rakyat , kalian lupa wahai pemegang aturan ,kalian punya rencana tetapi rencana Allah yang akan menang.
Yang menjadi pertanyaan besar mengapa masyarakat tidak mengindahkan himbauan penguasanya karena mereka berpikir untuk apa kami tertib sedangkan pemberi contoh saja menari di atas kebijakannya , masyarakat di paksa untuk mengikuti aturan sang penguasa.Kami tidak sepakat dengan kebijakan ini dan kami harap pemerintah harus tegas selamatkan manusia boleh tetapi harus segera cepat dan terukur walaupun mengorbankan ceremonial jama’ih , kalau tidak akan muncul gelombang perlawanan hasil dari pertentangan iman dan jasmani
Untuk apa kami dipaksa menjauh dari sang Khaliq sedangkan diluar sana tidak ada ketakutan yang seakan sedang menuju Hard Immunity yang menimbulkan sikap pasrah dan berjuang mementingkan keselamatan diri masing masing tanpa saling memikirkan keselamatan bersama.(Ril)