MUBA|PENCANANGNews.Co.Id– Puluhan petani warga desa Ngunang kecamatan Sanga desa sampaikan keluhan kepada dinas tanaman pangan dan hortikultura dan peternakan (TPHP) kabupaten Musi Banyuasin.hal tersebut dilakukan terkait dampak dari program optimalisasi lahan selamatkan sawah sejahterakan petani (OPLAHserasi) yang di laksanakan pada tahun 2019 lalu.
Akibat parit yang di buat melalui program oplah tersebut ratusan hektar persawahan warga pada tahun 2020 ini mengalami kekeringan yang berakibat pada penurunan hasil produksi padi petani.
keluhan warga tersebut disampaikan langsung kepada kepala dinas TPHP Muba Ir H Thamrin yang di wakili oleh Kabid sarana dan prasarana Sumartono di kantor kepala desa Ngunang,24,08,2020.
Hadir dalam acara tersebut kepala desa Ngunang Jon kenedi,korwil BPP Sandes Dedi Damhudi Sp Msi serta Babinsa Koramil 401-02 Babat Toman Serka suwardiyono.
Ruslan (60) salah seorang petani dari kelompok tani pigi sawah lima menyampaikan bahwa sebelum adanya parit yang di buat Melalui program oplah serasi sawahnya tidak pernah mengalami kekeringan.
Sawah saya itu merupakan lumbung air dan tidak pernah mengalami kekeringan namun semenjak ada parit itu sawah saya jadi kering bahkan produksi padi yang biasanya sampai 105 karung saat ini hanya tinggal sekitar 20an karung saja,dulu setiap tahun saya selalu menjual beras hasil panen,tapi tahun ini malah terbalik saya yang beli beras untuk makan, ujarnya.
Para petani yang datang menjelaskan bahwa keringnya lahan persawahan di desa Ngunang dikarenakan parit yang di buat pelaksana program salah kaprah, bukannya mengalirkan air dari sungai menuju sawah tetapi sebaliknya air yang di sawah malah terjun ke sungai.
harapan kami ada solusi dari pihak terkait apakah itu dibuatkan pintu air atau bagaimana.
Yang pasti kami berharap kondisi pengairan di lahan persawahan kami bisa kembali seperti semula,jika tidak ada solusinya lebih baik parit yang ada ditutup saja lagi.
Berdasarkan informasi yang didapatkan awak media METRO Sumsel,diduga permasalahan ini berawal dari minimnya sinergitas antara pelaksana program oplah dengan pemerintah desa dan masyarakat selaku pemilik sawah.
Kami mohon hari ini kalau bisa dilakukan cek ke lapangan agar bapak dari dinas ini bisa tahu betul kondisi permasalahan di lapangan sehingga bisa mencarikan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut, ungkap Maryadi petani lainnya.
Menanggapi keluhan warga tersebut kepala dinas TPHP Muba Ir H Thamrin yang di wakili oleh Kabid sarana dan prasarana Sumartono mengaku siap untuk turun ke lokasi langsung untuk melihat kondisi persawahan yang di maksud.
Sebelum itu kita harus pahami bahwa tujuan dari program ini sangatlah baik yakni untuk kepentingan peningkatan produksi padi petani.
Untuk solusinya sendiri saya rasa bapak bapak lebih paham apa yang di perlukan, jika itu misalnya berupa pintu air maka silahkan ajukan proposal kepada kami, selain itu jika seandainya terjadi suatu permasalahan lagi kedepannya maka percayakan kepada petugas kami di lapangan seperti PPL dan BPP insyaallah apa yang menjadi keluhan bapak akan sampai pada kami, tutup Sumartono.
Sementara itu kepala desa Ngunang Jon kenedi mengatakan bahwa apa yang dilakukan warga merupakan bentuk penyampaian aspirasi dari mereka selaku masyarakat.
Kami selaku pemerintah desa hanya menfasilitasi saja apa yang menjadi keluhan masyarakat, harapan kami agar bisa dicarikan solusi yang tepat karena sipat acara rembuk desa seperti ini adalah untuk mencari solusi terbaik, tutup kades (tnt)