Maraknya Kasus Pembunuhan Jadi Sorotan Psikolog dan Pengamat Hukum

Kriminal313 Dilihat

PALEMBANG|PENCANANGNews.Co.Id- Maraknya kasus perkelahian di kota Palembang dalam bulan Juni tahun 2020 ini hingga mengakibatkan satu sama lain saling membunuh.Penyebabnya sangat banyak dari faktor masalah Ketersinggungan, Ekonomi, Perselingkuhan, dan sampai masalah hutang piutang Narkoba. 

Yang lebih mirisnya lagi setiap peristiwa pembunuhan terjadi antara korban dan pelaku saling kenal dan juga ada yang bertetangga dekat. Seperti kejadian pembunuhan di Griya Macan Lindungan Kelurahan Bukit Baru Kecamatan Ilir Barat 1 Palembang yang mana antara korban Rio Pambudi dan dua pelaku bersaudara Eko dan Jack satu komplek berhadapan rumah yang diduga dilantari saling ketersinggungan. 

Begitupun kasus pembunuhan yang kedua yang terjadi di kawasan 36 ilir kecamatan Gandus Lorong Jambu Tangga Buntung yang dilakukan oleh satu keluarga dengan korban Sujono dan pelaku M.Robi, Mustopa dan Toni yang diduga diakibatkan oleh perselingkuhan. 

Dan kasus pembunuhan yang ketiga yang terjadi dikawasan 1 ilir Kecamatan Ilir Timur II didepan Musholah Abadan yang diduga antara korban Muslim yang dihabisi oleh empat pelaku yakni Deni, Mukroni, Retno dan Arpani yang diduga masalah hutang piutang Narkoba.

BACA  Saat Beraksi Di Angkot, Piko Sang Pencopet Dipergoki Korbannya

Kasus terahir dibulan Juli 2020 yakni permasalahan yang sangat sepeleh, gegara uang 10 ribu Davit nekat menghabisi nyawa Boy Sandi yang tak lain adalah temanya sendiri.

Dari peristiwa kasus pembunuhan tersebut, ditanggapi langsung oleh ketua Pengacara Managing partners law office Billy de oscar SH dan Partners, Rabu (29/7/2020) mengatakan, dengan banyaknya kasus pembunuhan yang saat ini terjadi dikota Palembang,kurangnya kesadaran atau pengetahuan masyarakat tentang norma” hukum yang berlaku di indonesia di tambah lagi bayak nya faktor-faktor yang memperngaruhi. Seperti ekonomi dan sosial.

“Ya untuk pihak-pihak yang berkaitan seperti aparat penegak hukum dan pemerintah daerah harus segera mengevaluasi kembali dan di berikan sugesti ilmu tentang hukum dan meningkatkan keamanan dan memfasilitaskan masyarakat untuk mengembangkan ekonomi mikro agar tidak terjadinya kesenjangan-ngan ditenga-tenga masyarakat.  

Dan juga bagi pelaku-pelaku pembunuhan secara peraturan hukum yang berlaku di indonesia agar diberikan hukuman yang sesui perbuatannya”ucap Billy. 

BACA  Sat Poair Porestabes Palembang Evakuasi Sesosok Mayat Tak Dikenal

Hal senada juga disampaikan oleh Dosen Psikologi Bina Sriwijaya Mardia Hayati Psikolog mengatakan, banyaknya kasus dalam beberapa bulan Juli tahun 2020 belakangan ini disebabkan banyaknya faktor, seperti ekonomi,  psikologis dan percintaan dan lain lain.Terutama pada masa sekarang ini banyak macam-macam kasus meningkat dari pencurian hinga kasus-kasus yang lain demi memenuhi kebutuhan hidup dari efek covid- 19 sekarang ini. 

“Semua kasus sekarang ini dikarenakan faktor ekonomi mendesak dari faktor seperti kena PHk sampai berdagang tidak laku dan ekonomi menjadi merosot, sehingga memaksa seseorang untuk melakukan berbagai macam hal untuk bertahan hidup dari kerjaan halal sampai tidak halal.Selain itu banyak sekali efek prilaku kriminal yang berdampak pada masyarakat, sehingga masyarakat sekarang merasa kurang nyaman dan mudah merasa cemas akibat efek covid serta meningkatnya tingkat kriminalitas dan ketersinggungan yang tinggi hingga sampai terjadinya perkelehian dan pembunuhan” tutup Mardia. (Kn)